BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakkang
Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks ini perlu diadakan
sebuah pengaturan-pengaturan secara terperinci dan sistematis. Karena dari
sekian banyak masalah pendidikan yang terjadi dalam suatu satuan pendidikan pasti
juga membutuhkan seorang pimpinan yang bertugas sebagai supervisor yang tidak
boleh tidak harus bisa memahami dan menguasai ilmu manajemen pendidikan.
Persoalan manajemen termasuk salah satu persoalan yang sangat
mendasar didalam pengembangan sebuah organisasi terutama dalam hal
kependidikan. Didalam pendidikan saat ini teori-teori dan praktik-praktik
manajemen mengalami kemajuan yang sangat pesat, oleh karenanya dibutuhkan
prinsip-prinsip dasar manajemen yang selaras dengan karakter dan ideologi dari
organisasi yang bersangkutan.
Sebuah organisasi bisa dikatakan maju atau mundur tergantung dan
ditentukan oleh baik buruknya manajemen yang ada di dalam organisasi tersebut. Bilamana
di dalam sebuah organisasi tersebut manajemennya tidak beraturan maka bisa
dipastikan akan hancur dan rusak. Sangat disayangkan apabila organisasi yang
semestinya menjadi wadah malah hancur begitu saja dikarenakan manajemennya
kurang tersusun dengan rapi. Seperti yang dikemukakan oleh sayyidina Ali bin
Abi Thalib ra :
الØÙ‚
بلا نظام يغلبه الباطل باالنظام
“kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud hakikat manajemen
2.
Makna manajemen pendidikan
3.
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan
4.
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan islam
C.
Tujuan rumusan masalah
1.
Memahami makna hakikat dari manajemen
2.
Memahami makna manajemen dalam pendidikan
3.
Memahami prinsip-prinsip manajemen pendidikan
4.
Menjabarkan prinsip-prinsip pendidikan dalam islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Manajemen
Didalam suatu organisasi perlu yang namanya manajemen yang
menunjang jalannya suatu organisasi tersebut.karena manajemen merupakan suatu
seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain[1].
Kenyataan ini menyatakan bahwa didalam suatu organisasi sorang manajer
memerlukan orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya tanpa melakukan
pekerjaannya sendiri.
Menurut Dale ia
menyatakan bahwa manajemen adalah sebagai proses pengelolaan orang–orang,
pengambilan keputusan, dan proses
pengoganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang telah
ditentukan[2].
Manajemen
sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. dikatakan sebagai ilmu karena
manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai
kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara yang pelaksanaannya
adalah melalui orang lain. Sedangkan dikatakan sebagai profesi ialah karena
manajemen dilandasi oleh keahlian dan keprofesionalan untuk mencapai prestasi
manajer yang dituju[3].
B.
Makna Manajemen Pendidikan
Didalam dunia pendidikan juga diperlukan adanya manajemen. Karena
mengingat tujuan pendidikan yang semakin merentang luas dari tujuan yang
sederhana hingga tujuan yang semakin kompleks. Dengan demikian dalam menjalankan
sistem pendidikan yang semakin kompleks ini perlu adanya manajemen pendidikan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam rangka memahami dan mengimplementasikan makna manajemen, maka
selanjutnya akan dijelaskan makna manajemen pandidikan ialah sebagai berikut.
Pertama, manajemen
pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.
Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa tujuan pendidikan merentang luas dari
yang peling sederhana sampai pada tujuan pandidikan nasional yang semakin
kompleks. Tujuan pendidikan yang hanya dalam lingkup satu kelas lebih mudah
dirumuskan dari pada merumuskan tujuan pendidikan yang lebih luas. Oleh karena
hal yang demikian perlu adanya kerja sama dalam hal ini adalah manajemen dalam
melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
Kedua, manajemen
pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Proses itu dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan
dan penilain. Teori ini mirip dengan yang dikatakan oleh Terry yang intinya ia
mengatakan bahwa dalam manajemen itu terdiri dari enpat komponen yaitu, planning,
organizing, actuating, and controlling.
Perencanaan merupakan komponen pertama yang harus dilakukan sebelum
melakukan suatu tindakan, dimana perencanaan itu meliputi apa yang ingin dicapai
dalam hal ini adalah misi suatu pendidikan, mekanisme dalan menjalankan misi
pendidikan, alokasi waktu, personalisasi, dan yang terakhir adalah pembiayaan.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pembagian tugas kepada orang
yang terlibat dalam manajemen pendidikan. Karna dalam perencanaan banyak hal
yang harus dikerjakan yang tak mungkin dikerjakan seorang diri, maka dalam
pengorganisasian ini bisa dibagi tugas masing-masing anggota organisasi. Selain
pengorganisasian diterapkan, pengkoordinasian juga perlu diterapkan, koordinasi
ini bertujuan untuk menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi bisa
terselesaikan menurut fokus kerjanya masing-masing personel.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan tetap berada
pada porsinya masing-masing personel. Upaya ini agar pekerjaan yang telah
ditetapkan menurut keahliannya tidak bercampur baur dengan pekerjaan yang lain
yang tidak membidanginya. Baiknya pengarahan ini dilakukan oleh seorang yang
mempunyai rasa kepemimpinan[4]
yang kuat agar bisa mempengaruhi orang lain untuk bekerja sebaik mungkin dalam
mencapai tujuan pendidikan[5].
Selain daripada itu monitoring atau pemantauan juga diperlukan
untuk mengumpulkan data, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui
selama dalam pelaksanaan suatu kegiatan pendidikan.
Ketiga, manajemen
pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem. Sistem adalah
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi satu sama
lain. Sedangkan sistem pendidikan nasional menurut undang-undang sisdiknas no
20 Tahun 2003 adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Jika melihat manajemen pendidikan sebagai sistem, maka seorang
manajer harus berusaha untuk melihat bagian-bagian atau komponen dari sistem
itu sendiri serta interaksinya satu sama lain. Upaya melihat komponen dari
suatu sistem ini diharapka agar seorang manajer dapat melihat
kekurangan-kekurangan yang ada sehingga
dengan cepat ia menetapkan apa yang seharunya dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan yang ada.
Keempat, manajemen
pendidikan juga dapat dilihat dari efektifitas pemanfaatna sumber. Jika
manajemen dilihat dari sudut pandag ini maka, perhatiannya tertuju pada usaha
kita dalam melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada telah tepat
sasaran atau tidak yang pada gilirannya bisa mengurangi pemborosan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Sumber-sumber yang dimaksud ialah dapat berupa sumber daya manusia,
finansial, sarana prasarana dan alokasi waktu yang disediakan. Sedangkan
ketidak tepatan sasaran yang dimaksud ialah pemanfaatan sarana yang tidak
maksimal sehingga banyak penyediaan fasilitas yang ada tidak digunakan dengan
sebaik mungkin, selain itu jika waktu tidak dimanfaatkan dengan sebagaimana
mestinya misalnya peserta didik disebukkan dengan kegiatan yang tidak terlalu
penting sehingga banyak waktu yang tersita hanya untuk hal-hal yang tidak
berkaitan dengan tujuan pendidikan, maka hal ini mengakibatkan ketidak tepatan
sasaran dalam perencanaan.
Kelima, manajemen
juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Hal ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berkenaan dengan administrator pendidikan. Mengenai manajemen sebagai
suatu sarana bagi kepemimpinan dalam mencapai tujuan pendidikan, dapat menerpkan
sistem among yang dikemukakan oleh bapak pendidikan nasional Ki Hajar
Dewantoro yaitu ing ngarso sung tulodo,ing madya mangon karso, dan tut wuri
handayani.
Keenam, manajemen
pendidika dilihat dari segi pengambilan keputusan. Sebagaimana diketahui dalam
menjalin kerja sama denga orang lain bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu
setiap administrator pasti dihadapkan dengan masalah yang bermacam-macam
sehingga memerlukan pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian dalam pemecahan
masalah-masalah itu diperlukan pengambilan keputusan dengan sebaik-baiknya.
Karena dalam pengambilan keputusan tidak terlepas dari resiko, maka sebagai
guru atau administrator perlu mempelajari bagaimana mengambil keputusan dengan
cara mempelajari manajemen pendidikan. Karena manajemen pendidikan merupakan
suatu ilmu yang dapat menuntun terhadap bagaimanan pengambilan keputusan yang
baik.
Ketujuh, manajemen
dilihat dari segi komunikasi. Secara sederhana komunikasi dapat diartika
sebagai kesaling pengertian antara berbaga pihak. Artinya dengan komunikasi,
seorang dapat memberi pengertian terhadap orang lain. Tidak hanya itu seseorang
juga bisa menyerap pengertian yang diberikan oleh orang lain melalaui
komunikasi.
Kedelapan, manajemen
tidak selamanya dilihat dari sudut pandang tata usaha yang selalu berkaitan
dengan kegiatan catat-mencatat,
dokumentasi, surat menyurat dan sebagainya, sebagaiamana lazimnya banyak orang
mengartikan. Karena secara lebih luas manajemen pendidikan merupakan apa yang
telah dipaparkan dari butir pertama hingga butir ketujuh. Artinya dalam
penerapannya manajemen pendidikan tidak cukup hanya dengan satu sudut pandang,
melainkan banyak sudut pandang yang hal itu berkaitan dengan tujuan dari
masing-masing lemabaga atau organisasi. Dalam pembahasan ini tidaklah semua
definisi manajemen dijabarkan, karean dalam pembahasan ini hanya membahas
mengenai manajemen pendidikan secara umum, sedangkan tidak boleh tidak dalam
skala yang lebih sederhana, membutuhkan manajemen dengan sudut pandang yang
berbeda, seperta didalama kelas, bagaiman memberdayakan kelas supaya menjadi
kelas yang aktif dan inovatif, dalam lingkungan keluarga, bagaimana menciptakan
keluarga yang berpendidikan dan lain sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
makna manajemen pendidikan tidak terbatas pada skala terntentu, malainkan lebih
dari itu skala yang lebih kecil dan dari satuan pendidikan yang berbedapun
membutuhkan manajemen yang sesuai dengan keadaan masing-masing lembaga. Namun
perlu dicatat bahwa perbedaan sudut pandang dalalm mendefinisikan manajemen
pendidikan tidak boleh bersebrangan dengan tujuan pendidikan sebagaimana telah
diatur dalam undang-undang.
C.
Prinsip-Prinsip Mamanjemen Pendidikan.
Berdasarkan
sasarannya, manajemen dipopulerkan pertama kali sebagai suatu pendekatan
terhadap perencanaan. Artinya dengan perencanaan itu seorang pemimpin bisa
menentukan apa yang seharunya dilakukan kedepan.
Seorang tokoh mengatakan
bahwa ada beberapa prinsip organisasi dan manajemen.
a.
Pemberitahuan tentang kebijakan yang mengandung tujuan pendidikan terhadap
pihakp-pihak yang bertanggung jawab didalam mencapai suatu tujuan. Setidaknya dengan
pemberitahuan ini, seorang dapat mengukur efisiensi kerja suatu organisasi
pendidikan.
b.
Keterperincian suatu perencanaan. Bahwa pekerjaan yang hendak
dilakukan harus diperinci, direncanakan, serta diatur dengan sistematis
sehingga pemborosan-pemborosan dapat terantisipasi. Perincian tersebut dapat
juga berupa tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab para pejabat dan atau
dalam hal ini adalah guru agar pihak terkait bisa memahami apa yang seharusnya
dilakukan sesaui dengan perencanaan.
c.
Pengembangan penggunaan metode dan prosedur oleh pihak-pihak yang
bertanggugn jawab dalam pencapaian tujuan organisasi dalam pendidikan.
d.
Adanya persediaan dan keperluan sesuai dengan kebutuhannya. Sumber
daya tersebut harus ada dan disediakan pada saat-saat dibutuhkan maupun di mana
persediaan tersebut dibutuhkan, selain itu mutu dan jumlah persediaan haruslah
jelas dan tepat.
e.
Pemberian tugas dan kewajiban harus disertai dengan wewenang yang
seimbang.
f.
Dibutuhkannya struktur organisasi yang bertujuan sebagai gambaran
dari hubungan-hubungan wewenang dan tanggung jawab yang dapat dipergunakan
sebagai sebuah alat yang bisa menyalurkan tugas-tugas, tanggung jawab,
wewenang, informasi, sumber daya, dan perintah-perintah.
g.
Seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan di dalam sebuah organisasi.
Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah mempunyai syarat-syarat
kecakapan yang sesuai, karena dengan begitu ia dapat menyusun serta membagi
pekerjaan serta menetapkan orang-orang yang diperlukannya.
h.
Tujuan dan arah dari sebuah organisasi tersebut harus dipahami oleh
semua pihak organisasi.
i.
Perlu adanya pertanggung jawaban terus menerus baik mengenai
hasil-hasil kerja yang diperoleh maupun yang belum.
j.
Dibutuhkan sebuah koordinasi yang baik dan sempurna di dalam sebuah
organisasi baik di antara anggota maupun diantara kelompok pekerja dan satuan
kerjanya.
k.
Organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan tuntutan dan
situasi.
D.
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan islam mengandung berbagai prinsip umum yang
fleksibel sehingga ia bisa sejalan dengan kemajuan dan perkembangan zaman yang
baik. Prinsip-prinsip inilah yang membedakan manajemen pendidikan umum dengan
manajemen pendidikan Islam. Mengenai prinsip-prinsip manajemen pendidikan
Islam, banyak pakar pendidikan islam yang berbeda pendapat, diantara pendapat yang
ada mengatakan bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip
diantaranya adalah: ikhlas, jujur,
amanah, adil tanggung jawab dinamis, praktis dan fleksibel[6].
Yang mana secara garis besar akan dijelaskan secara perinci dibawah ini.
1.
Ikhlas
Sebagai manajer sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah sebagai
supervisor yang sekaligus menjadi figur seorang guru (paedagogig),
hendaknya bekerja dengan stake holdernya hanya mengharap ridha Allah,
menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat dan lain sebagainya[7].
Dengan hal yang demikian akan dengan sendirinya menumbuhkan rasa kependidikan
yang sempurna sehingga bisa mencapai tujuan pendidikan.
Selain daripada itu, mengelola sekolah pada hakikatnya adalah
sebuah kkepercaryaan dan tugas dari Allah Swt. Sering kali keitka menghadapi
beban tugas yang tidak sebanding dengan insentif, sehingga apabila hal itu
terjadi akan berdampak pada kinerja personel yang tidak bisa optimal, karena
orientasinya hanyalah materi semata. Jadi artinya tidak salah jika ikhlas
merupakan salah satu komponen dari unsur manajemen pendidikan.
Konsekwensi yang akan didapat apabila prinsip ikhlas ini
dikerjakan, maka niscaya satuan pendidikan akan mendapatkan perlakuan
manajerial yang terbaik yang mampu mengusuns lembaga menjadi lembaga yang
unggul.
2.
Jujur
Jujur merupakan prinsip yang diwariskan oleh junjunga umat Islam
yaitu Muhammad Saw. dimana jujur merupakan sifat kenabian beliau sebagai
identitas seorang nabi yang pada gilirannya sifat ini menjadi uswah bagi semua
orang bahwa dengan kejujuran menjadikan modal dalam memanajemen suatu
organisasi sekolah.
Dalam konteks manajemen sekolah, kejujuran menjadi prinsip yang
sangat penting dimiliki oleh manajerial sekolah, karena sebagai pimpinan
sekolah yang mendapat ligimitasi untuk menetapkan sebuah kebijakan dan
keputusan maka dengan kejujuran yang dipegang akan berdampak pada suatu
keputusan dan kebijakan yang tidak asal memutusakan. Melainkan melalui
pertimbangan-pertimbangan yang matang terkait dengan adanya kejujuran.
Maka konsekwensi yang didapat dengan kejujuran ialah satuan lembagga
pendidikan akan mendapatkan hak yang sesuai dengan keputusan yang diberikan
oleh seorang manajer (kepala sekolah).
3.
Amanah
Sebagaimana jujur, amanah juga merupaka ajaran islam yang merupkan
salah satu sifat dari sifat-sifat para nabi dan rosul. Selain itu, amanah
merupakan suatu yang harus dipertanggung jawabkan oleh seorang yang memangku
sebuah jabatan. Adapun pertanggung jawaban itu bukan hanya bertanggung jawab
didunia, melainkan juga diakhirat.
Dalam sebuah kepemimpinan lembaga pendidikan, yang pada prinsipnya
hal itu adalah sebuah amanah yang harus dijalankan sebaik mungkin dengan
berusaha melaksanakan kepercayaan itu sesuai dengan tugas yang diberikan.
Dengan demikian, didalam satuan pendidikan[8]
yang dipimpin oleh seorang yang amanah maka akan berdampak signfikan terhdapa
kualitas pendidikan tersebut.
4.
Adil[9]
Salah satu prinsip dasar yang penting dalam manajemen pendidikan
Islam ialah adil. keadilan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan rasa
persamaan atau bersikap tengah-tengah atas dua perkara[10].
Keadilan ini ada dan bisa terjadi atas dasar keputusan akal yang
dikonsultasikan dengan agama.
Penerapan keadilan dalam ranah manajemen pendidikan, sering kali
menjadi hal yang sangat sensitif dan rentan terjadi gejolak apabila keadilan
itu tidak terwujud. Karena adil merupakan prinsip dasar dalam sebuah
kepemimpinan[11],
maka sebuah sekolah jika dipimpin oleh orang yang adil akan memiliki kultur
sekolah yang kondusif bagi pengembangan kualitas didalamnya.
5.
Tanggung jawab
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, tanggung jawab terhadap
amanah yang diembankan adalah prinsip penting dalam hal pembangunan manajemen
pendidikan kearah yang lebih positif.
Dalam konteks pendidikan secara umum, pemimpin yang bertanggung
jawab akan menjadi ujung tombak keberhasilan program pendidikan yang
dijalaninya. Karena sebagai pemimpin tidak boleh tidak harus mempunyai tanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer demi mencapai program dan
cita-cita ideal yang diinginkan oleh segenap elemen dalam masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Penutup
Seorang
tokoh mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu seni untuk mendapatkan segala
sesuatu dilakukan melalui orang lain. Kenyataan ini menyatakan bahwa didalam
suatu organisasi sorang manajer memerlukan orang lain untuk mengerjakan
pekerjaannya tanpa melakukan pekerjaannya sendiri.
Manajemen pendidikan mengandung
pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dengan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilain. Teori ini sejalan
dengan yang dikatakan oleh Terry yang intinya ia mengatakan bahwa dalam
manajemen itu terdiri dari enpat komponen yaitu, planning, organizing, actuating,
and controlling.
Ada beberapa prinsip organisasi dan
manajemen, antara lain Pemberitahuan tentang kebijakan yang mengandung tujuan
pendidikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab didalam mencapai suatu
tujuan. Setidanya dengan pemberitahuan ini, seorang dapat mengukur efisiensi
kerja suatu organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan islam
mengandung berbagai prinsip umum yang fleksibel sehingga ia bisa sejalan dengan
kemajuan dan perkembangan zaman yang baik. Sorang toko berpendapat bahwa
prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip diantaranya adalah :
ikhlas, jujur, amanah, adil tanggung jawab dinamis, praktis dan fleksibel.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata Abuddin, Kapita Selekta
Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
Nata Abuddin, Akhlak Tasawwuf (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003)
Yamin Martinis, Manajemen Pembelajaran Kelas (Jakarta: GP
PRES, 2009)
Fatah Nanang, Landasan Manajemen
Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1996)
Purwanto Ngalim, Administrasi dan
Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kalam Mulia, 2008)
Rosidin, Pendidikan Karakter Ala
Pesantren (Malang: Litera Ulil Albab, 2013,)
UU Sisdiknas no 20 th. 2003.
[2] Ibid.,
h. 1
[3]
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya,
1996)
[4]Seorang
ahli jiwa berpendapat bahwa ada beberapa macam kepemimpinan yang baik.
Diantaranya adalah 1. Sebagai pelaksana. Seoran pemimpin tidak boleh hanya
memaksakan kehendak pribadinya terhadap kelompoknya, melainkan juga harus
menjalankan program dan rencana yang telah ditetapkan. 2. Sebagai perencan.
Seorang pemimpin harus mampu membuat konsep rencan yang baik agar segala
keputusan yang ditetapkan tidak asal memutuskan akan tetapi berdasarkan rencan
yag telah ditetapkan. 3. Sebagai seorang ahli. 4. Sebagai seorang kelompok. 5.
Sebagai pengawas hubungan. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 65.
[5] Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lihat UU Sisdiknas no 20 th.
2003.
[7]
Rosidin, Pendidikan Karakter Ala Pesantren (Malang: Litera Ulil Albab, 2013,),
h. 140.
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis
pendidikan (UU
Sisdiknas no 20 tahun 2003)
[9] adil yakni memberikan hak kepda yang memilikinya dengan cara yang
palink efektif atau tidak terbelit-belit. lihat Abuddin Nata, Kapita Selekta
Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 224.
[11]Kepemimpinan
adalah suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada
sekelompok orang untuk mencontohnya dan
mengikutinya. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar