makalah manajemen pendidikan islam - Blognya Santri Al-Qodiri

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 16 November 2015

makalah manajemen pendidikan islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakkang

Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks ini perlu diadakan sebuah pengaturan-pengaturan secara terperinci dan sistematis. Karena dari sekian banyak masalah pendidikan yang terjadi dalam suatu satuan pendidikan pasti juga membutuhkan seorang pimpinan yang bertugas sebagai supervisor yang tidak boleh tidak harus bisa memahami dan menguasai ilmu manajemen pendidikan.
Persoalan manajemen termasuk salah satu persoalan yang sangat mendasar didalam pengembangan sebuah organisasi terutama dalam hal kependidikan. Didalam pendidikan saat ini teori-teori dan praktik-praktik manajemen mengalami kemajuan yang sangat pesat, oleh karenanya dibutuhkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang selaras dengan karakter dan ideologi dari organisasi yang bersangkutan.
Sebuah organisasi bisa dikatakan maju atau mundur tergantung dan ditentukan oleh baik buruknya manajemen yang ada di dalam organisasi tersebut. Bilamana di dalam sebuah organisasi tersebut manajemennya tidak beraturan maka bisa dipastikan akan hancur dan rusak. Sangat disayangkan apabila organisasi yang semestinya menjadi wadah malah hancur begitu saja dikarenakan manajemennya kurang tersusun dengan rapi. Seperti yang dikemukakan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib ra :
الحق بلا نظام يغلبه الباطل باالنظام
kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.

B.   Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud hakikat manajemen
2.       Makna manajemen pendidikan
3.      Prinsip-prinsip manajemen pendidikan
4.      Prinsip-prinsip manajemen pendidikan islam
C.   Tujuan rumusan masalah
1.      Memahami makna hakikat dari manajemen
2.      Memahami makna manajemen dalam pendidikan
3.      Memahami prinsip-prinsip manajemen pendidikan
4.      Menjabarkan prinsip-prinsip pendidikan dalam islam



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Hakikat Manajemen
Didalam suatu organisasi perlu yang namanya manajemen yang menunjang jalannya suatu organisasi tersebut.karena manajemen merupakan suatu seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain[1]. Kenyataan ini menyatakan bahwa didalam suatu organisasi sorang manajer memerlukan orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya tanpa melakukan pekerjaannya sendiri.
Menurut Dale ia menyatakan bahwa manajemen adalah sebagai proses pengelolaan orang–orang, pengambilan keputusan,  dan proses pengoganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang telah ditentukan[2].
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara yang pelaksanaannya adalah melalui orang lain. Sedangkan dikatakan sebagai profesi ialah karena manajemen dilandasi oleh keahlian dan keprofesionalan untuk mencapai prestasi manajer yang dituju[3].
B.   Makna Manajemen Pendidikan
Didalam dunia pendidikan juga diperlukan adanya manajemen. Karena mengingat tujuan pendidikan yang semakin merentang luas dari tujuan yang sederhana hingga tujuan yang semakin kompleks. Dengan demikian dalam menjalankan sistem pendidikan yang semakin kompleks ini perlu adanya manajemen pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam rangka memahami dan mengimplementasikan makna manajemen, maka selanjutnya akan dijelaskan makna manajemen pandidikan ialah sebagai berikut.
Pertama, manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa tujuan pendidikan merentang luas dari yang peling sederhana sampai pada tujuan pandidikan nasional yang semakin kompleks. Tujuan pendidikan yang hanya dalam lingkup satu kelas lebih mudah dirumuskan dari pada merumuskan tujuan pendidikan yang lebih luas. Oleh karena hal yang demikian perlu adanya kerja sama dalam hal ini adalah manajemen dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
    Kedua, manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilain. Teori ini mirip dengan yang dikatakan oleh Terry yang intinya ia mengatakan bahwa dalam manajemen itu terdiri dari enpat komponen yaitu, planning, organizing, actuating, and controlling.
Perencanaan merupakan komponen pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan suatu tindakan, dimana perencanaan itu meliputi apa yang ingin dicapai dalam hal ini adalah misi suatu pendidikan, mekanisme dalan menjalankan misi pendidikan, alokasi waktu, personalisasi, dan yang terakhir adalah pembiayaan.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pembagian tugas kepada orang yang terlibat dalam manajemen pendidikan. Karna dalam perencanaan banyak hal yang harus dikerjakan yang tak mungkin dikerjakan seorang diri, maka dalam pengorganisasian ini bisa dibagi tugas masing-masing anggota organisasi. Selain pengorganisasian diterapkan, pengkoordinasian juga perlu diterapkan, koordinasi ini bertujuan untuk menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi bisa terselesaikan menurut fokus kerjanya masing-masing personel.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan tetap berada pada porsinya masing-masing personel. Upaya ini agar pekerjaan yang telah ditetapkan menurut keahliannya tidak bercampur baur dengan pekerjaan yang lain yang tidak membidanginya. Baiknya pengarahan ini dilakukan oleh seorang yang mempunyai rasa kepemimpinan[4] yang kuat agar bisa mempengaruhi orang lain untuk bekerja sebaik mungkin dalam mencapai tujuan pendidikan[5].
Selain daripada itu monitoring atau pemantauan juga diperlukan untuk mengumpulkan data, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui selama dalam pelaksanaan suatu kegiatan pendidikan.
Ketiga, manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi satu sama lain. Sedangkan sistem pendidikan nasional menurut undang-undang sisdiknas no 20 Tahun 2003 adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Jika melihat manajemen pendidikan sebagai sistem, maka seorang manajer harus berusaha untuk melihat bagian-bagian atau komponen dari sistem itu sendiri serta interaksinya satu sama lain. Upaya melihat komponen dari suatu sistem ini diharapka agar seorang manajer dapat melihat kekurangan-kekurangan  yang ada sehingga dengan cepat ia menetapkan apa yang seharunya dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Keempat, manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari efektifitas pemanfaatna sumber. Jika manajemen dilihat dari sudut pandag ini maka, perhatiannya tertuju pada usaha kita dalam melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada telah tepat sasaran atau tidak yang pada gilirannya bisa mengurangi pemborosan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Sumber-sumber yang dimaksud ialah dapat berupa sumber daya manusia, finansial, sarana prasarana dan alokasi waktu yang disediakan. Sedangkan ketidak tepatan sasaran yang dimaksud ialah pemanfaatan sarana yang tidak maksimal sehingga banyak penyediaan fasilitas yang ada tidak digunakan dengan sebaik mungkin, selain itu jika waktu tidak dimanfaatkan dengan sebagaimana mestinya misalnya peserta didik disebukkan dengan kegiatan yang tidak terlalu penting sehingga banyak waktu yang tersita hanya untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan tujuan pendidikan, maka hal ini mengakibatkan ketidak tepatan sasaran dalam perencanaan.
Kelima, manajemen juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Hal ini  untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan administrator pendidikan. Mengenai manajemen sebagai suatu sarana bagi kepemimpinan dalam mencapai tujuan pendidikan, dapat menerpkan sistem among yang dikemukakan oleh bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro yaitu ing ngarso sung tulodo,ing madya mangon karso, dan tut wuri handayani.
Keenam, manajemen pendidika dilihat dari segi pengambilan keputusan. Sebagaimana diketahui dalam menjalin kerja sama denga orang lain bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu setiap administrator pasti dihadapkan dengan masalah yang bermacam-macam sehingga memerlukan pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian dalam pemecahan masalah-masalah itu diperlukan pengambilan keputusan dengan sebaik-baiknya. Karena dalam pengambilan keputusan tidak terlepas dari resiko, maka sebagai guru atau administrator perlu mempelajari bagaimana mengambil keputusan dengan cara mempelajari manajemen pendidikan. Karena manajemen pendidikan merupakan suatu ilmu yang dapat menuntun terhadap bagaimanan pengambilan keputusan yang baik.
Ketujuh, manajemen dilihat dari segi komunikasi. Secara sederhana komunikasi dapat diartika sebagai kesaling pengertian antara berbaga pihak. Artinya dengan komunikasi, seorang dapat memberi pengertian terhadap orang lain. Tidak hanya itu seseorang juga bisa menyerap pengertian yang diberikan oleh orang lain melalaui komunikasi.
Kedelapan, manajemen tidak selamanya dilihat dari sudut pandang tata usaha yang selalu berkaitan dengan kegiatan  catat-mencatat, dokumentasi, surat menyurat dan sebagainya, sebagaiamana lazimnya banyak orang mengartikan. Karena secara lebih luas manajemen pendidikan merupakan apa yang telah dipaparkan dari butir pertama hingga butir ketujuh. Artinya dalam penerapannya manajemen pendidikan tidak cukup hanya dengan satu sudut pandang, melainkan banyak sudut pandang yang hal itu berkaitan dengan tujuan dari masing-masing lemabaga atau organisasi. Dalam pembahasan ini tidaklah semua definisi manajemen dijabarkan, karean dalam pembahasan ini hanya membahas mengenai manajemen pendidikan secara umum, sedangkan tidak boleh tidak dalam skala yang lebih sederhana, membutuhkan manajemen dengan sudut pandang yang berbeda, seperta didalama kelas, bagaiman memberdayakan kelas supaya menjadi kelas yang aktif dan inovatif, dalam lingkungan keluarga, bagaimana menciptakan keluarga yang berpendidikan dan lain sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa makna manajemen pendidikan tidak terbatas pada skala terntentu, malainkan lebih dari itu skala yang lebih kecil dan dari satuan pendidikan yang berbedapun membutuhkan manajemen yang sesuai dengan keadaan masing-masing lembaga. Namun perlu dicatat bahwa perbedaan sudut pandang dalalm mendefinisikan manajemen pendidikan tidak boleh bersebrangan dengan tujuan pendidikan sebagaimana telah diatur dalam undang-undang.



C.   Prinsip-Prinsip Mamanjemen Pendidikan.
Berdasarkan sasarannya, manajemen dipopulerkan pertama kali sebagai suatu pendekatan terhadap perencanaan. Artinya dengan perencanaan itu seorang pemimpin bisa menentukan apa yang seharunya dilakukan kedepan.
Seorang tokoh mengatakan bahwa ada beberapa prinsip organisasi dan manajemen.
a.       Pemberitahuan tentang kebijakan yang mengandung tujuan pendidikan terhadap pihakp-pihak yang bertanggung jawab didalam mencapai suatu tujuan. Setidaknya dengan pemberitahuan ini, seorang dapat mengukur efisiensi kerja suatu organisasi pendidikan.
b.      Keterperincian suatu perencanaan. Bahwa pekerjaan yang hendak dilakukan harus diperinci, direncanakan, serta diatur dengan sistematis sehingga pemborosan-pemborosan dapat terantisipasi. Perincian tersebut dapat juga berupa tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab para pejabat dan atau dalam hal ini adalah guru agar pihak terkait bisa memahami apa yang seharusnya dilakukan sesaui dengan perencanaan. 
c.       Pengembangan penggunaan metode dan prosedur oleh pihak-pihak yang bertanggugn jawab dalam pencapaian tujuan organisasi dalam pendidikan.
d.      Adanya persediaan dan keperluan sesuai dengan kebutuhannya. Sumber daya tersebut harus ada dan disediakan pada saat-saat dibutuhkan maupun di mana persediaan tersebut dibutuhkan, selain itu mutu dan jumlah persediaan haruslah jelas dan tepat.
e.       Pemberian tugas dan kewajiban harus disertai dengan wewenang yang seimbang.
f.       Dibutuhkannya struktur organisasi yang bertujuan sebagai gambaran dari hubungan-hubungan wewenang dan tanggung jawab yang dapat dipergunakan sebagai sebuah alat yang bisa menyalurkan tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, informasi, sumber daya, dan perintah-perintah.
g.      Seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan di dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah mempunyai syarat-syarat kecakapan yang sesuai, karena dengan begitu ia dapat menyusun serta membagi pekerjaan serta menetapkan orang-orang yang diperlukannya.
h.      Tujuan dan arah dari sebuah organisasi tersebut harus dipahami oleh semua pihak organisasi.
i.        Perlu adanya pertanggung jawaban terus menerus baik mengenai hasil-hasil kerja yang diperoleh maupun yang belum.
j.        Dibutuhkan sebuah koordinasi yang baik dan sempurna di dalam sebuah organisasi baik di antara anggota maupun diantara kelompok pekerja dan satuan kerjanya.
k.      Organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan tuntutan dan situasi.     
D.   Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan islam mengandung berbagai prinsip umum yang fleksibel sehingga ia bisa sejalan dengan kemajuan dan perkembangan zaman yang baik. Prinsip-prinsip inilah yang membedakan manajemen pendidikan umum dengan manajemen pendidikan Islam. Mengenai prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam, banyak pakar pendidikan islam yang berbeda pendapat, diantara pendapat yang ada mengatakan bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip diantaranya adalah:  ikhlas, jujur, amanah, adil tanggung jawab dinamis, praktis dan fleksibel[6]. Yang mana secara garis besar akan dijelaskan secara perinci dibawah ini.
1.      Ikhlas
Sebagai manajer sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah sebagai supervisor yang sekaligus menjadi figur seorang guru (paedagogig), hendaknya bekerja dengan stake holdernya hanya mengharap ridha Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat dan lain sebagainya[7]. Dengan hal yang demikian akan dengan sendirinya menumbuhkan rasa kependidikan yang sempurna sehingga bisa mencapai tujuan pendidikan.
Selain daripada itu, mengelola sekolah pada hakikatnya adalah sebuah kkepercaryaan dan tugas dari Allah Swt. Sering kali keitka menghadapi beban tugas yang tidak sebanding dengan insentif, sehingga apabila hal itu terjadi akan berdampak pada kinerja personel yang tidak bisa optimal, karena orientasinya hanyalah materi semata. Jadi artinya tidak salah jika ikhlas merupakan salah satu komponen dari unsur manajemen pendidikan.
Konsekwensi yang akan didapat apabila prinsip ikhlas ini dikerjakan, maka niscaya satuan pendidikan akan mendapatkan perlakuan manajerial yang terbaik yang mampu mengusuns lembaga menjadi lembaga yang unggul.
2.      Jujur
Jujur merupakan prinsip yang diwariskan oleh junjunga umat Islam yaitu Muhammad Saw. dimana jujur merupakan sifat kenabian beliau sebagai identitas seorang nabi yang pada gilirannya sifat ini menjadi uswah bagi semua orang bahwa dengan kejujuran menjadikan modal dalam memanajemen suatu organisasi sekolah.
Dalam konteks manajemen sekolah, kejujuran menjadi prinsip yang sangat penting dimiliki oleh manajerial sekolah, karena sebagai pimpinan sekolah yang mendapat ligimitasi untuk menetapkan sebuah kebijakan dan keputusan maka dengan kejujuran yang dipegang akan berdampak pada suatu keputusan dan kebijakan yang tidak asal memutusakan. Melainkan melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang terkait dengan adanya kejujuran.
Maka konsekwensi yang didapat dengan kejujuran ialah satuan lembagga pendidikan akan mendapatkan hak yang sesuai dengan keputusan yang diberikan oleh seorang manajer (kepala sekolah).
3.      Amanah
Sebagaimana jujur, amanah juga merupaka ajaran islam yang merupkan salah satu sifat dari sifat-sifat para nabi dan rosul. Selain itu, amanah merupakan suatu yang harus dipertanggung jawabkan oleh seorang yang memangku sebuah jabatan. Adapun pertanggung jawaban itu bukan hanya bertanggung jawab didunia, melainkan juga diakhirat.
Dalam sebuah kepemimpinan lembaga pendidikan, yang pada prinsipnya hal itu adalah sebuah amanah yang harus dijalankan sebaik mungkin dengan berusaha melaksanakan kepercayaan itu sesuai dengan tugas yang diberikan.
Dengan demikian, didalam satuan pendidikan[8] yang dipimpin oleh seorang yang amanah maka akan berdampak signfikan terhdapa kualitas pendidikan tersebut.
4.      Adil[9]
Salah satu prinsip dasar yang penting dalam manajemen pendidikan Islam ialah adil. keadilan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan rasa persamaan atau bersikap tengah-tengah atas dua perkara[10]. Keadilan ini ada dan bisa terjadi atas dasar keputusan akal yang dikonsultasikan dengan agama.
Penerapan keadilan dalam ranah manajemen pendidikan, sering kali menjadi hal yang sangat sensitif dan rentan terjadi gejolak apabila keadilan itu tidak terwujud. Karena adil merupakan prinsip dasar dalam sebuah kepemimpinan[11], maka sebuah sekolah jika dipimpin oleh orang yang adil akan memiliki kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan kualitas didalamnya.
5.      Tanggung jawab
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, tanggung jawab terhadap amanah yang diembankan adalah prinsip penting dalam hal pembangunan manajemen pendidikan kearah yang lebih positif.
Dalam konteks pendidikan secara umum, pemimpin yang bertanggung jawab akan menjadi ujung tombak keberhasilan program pendidikan yang dijalaninya. Karena sebagai pemimpin tidak boleh tidak harus mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer demi mencapai program dan cita-cita ideal yang diinginkan oleh segenap elemen dalam masyarakat.



BAB III
PENUTUP
A.   Penutup
Seorang tokoh mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain. Kenyataan ini menyatakan bahwa didalam suatu organisasi sorang manajer memerlukan orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya tanpa melakukan pekerjaannya sendiri.
Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilain. Teori ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Terry yang intinya ia mengatakan bahwa dalam manajemen itu terdiri dari enpat komponen yaitu, planning, organizing, actuating, and controlling.
Ada beberapa prinsip organisasi dan manajemen, antara lain Pemberitahuan tentang kebijakan yang mengandung tujuan pendidikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab didalam mencapai suatu tujuan. Setidanya dengan pemberitahuan ini, seorang dapat mengukur efisiensi kerja suatu organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan islam mengandung berbagai prinsip umum yang fleksibel sehingga ia bisa sejalan dengan kemajuan dan perkembangan zaman yang baik. Sorang toko berpendapat bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam ada delapan prinsip diantaranya adalah : ikhlas, jujur, amanah, adil tanggung jawab dinamis, praktis dan fleksibel.






DAFTAR PUSTAKA
Nata Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
Nata Abuddin, Akhlak Tasawwuf  (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003)
Yamin Martinis, Manajemen Pembelajaran Kelas (Jakarta: GP PRES, 2009)
Fatah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1996)
Purwanto Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)
Rosidin, Pendidikan Karakter Ala Pesantren (Malang: Litera Ulil Albab, 2013,)
UU Sisdiknas no 20 th. 2003.








[1]  Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas (Jakarta: GP PRES, 2009), h. 1
[2] Ibid., h. 1
[3] Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1996)
[4]Seorang ahli jiwa berpendapat bahwa ada beberapa macam kepemimpinan yang baik. Diantaranya adalah 1. Sebagai pelaksana. Seoran pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak pribadinya terhadap kelompoknya, melainkan juga harus menjalankan program dan rencana yang telah ditetapkan. 2. Sebagai perencan. Seorang pemimpin harus mampu membuat konsep rencan yang baik agar segala keputusan yang ditetapkan tidak asal memutuskan akan tetapi berdasarkan rencan yag telah ditetapkan. 3. Sebagai seorang ahli. 4. Sebagai seorang kelompok. 5. Sebagai pengawas hubungan. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 65.
[5] Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lihat UU Sisdiknas no 20 th. 2003.
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 262
[7] Rosidin, Pendidikan Karakter Ala Pesantren (Malang: Litera Ulil Albab, 2013,), h. 140.
[8] Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan (UU Sisdiknas no 20 tahun 2003)
[9] adil yakni memberikan hak kepda yang memilikinya dengan cara yang palink efektif atau tidak terbelit-belit. lihat Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 224.
[10] Nata, Akhlak Tasawwuf, h. 144.
[11]Kepemimpinan adalah suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada sekelompok  orang untuk mencontohnya dan mengikutinya. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here