Anak adalah amanah yang tidak bisa diremehkan
Firman Allah dalam Al-Qur’an
يا ايها اللذين أمنواقوا أنفسكم وأهليكم نارا
وقودها الناس والحجارةعليها ملا ئكة غلا ظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما
يؤمرون
Hai
orang yang beriman ! perliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintakan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(At-Tahrim [66]:6)
Ayat
diatas tidak sekedar bermakna perintah untuk mendidik diri dan keluarga agar
terjaga dari penyimpangan, tetapi mengandung makna yang lebih besar. Ayat ini
berisi ancaman bagi mereka yang yang melallikan dan menyia-nyiakan
keluarga. Makna ini Nampak sebanding
dengan siksa yang diterima sebagai konsekwensi yaitu api neraka yang menakutkan
ditambah malaikat yang kejam lagi bengis.
Anak
adalah amanah berat yang dipikul oleh kedua orang tua. Yang mana keduanya akan
dimintai pertanggungjawabannya diakhirat kelak tentang bagaimana perlakuan
mereka terhadap kewajiban ini. Rosulullah bersabda yang artinya “orang
laki-laki bertanggungjawab dalam keluarganya. Dia akan dimintai pertanggung
jawaban. Begitu juga wanita, dia bertanggungjawab dalam rumah tangga suaminnya.
Dia akan dimintai pertanggungjawaban. (HR. bukhari Muslim).
Beliau
juga bersabda “Allah akan menanyai setiap orang tentang pertanggungjawabannya,
baik dia menjaganya atau menyia-nyiakannya. (HR. Ibnu Hibban).
Sebagian
orang memahami bahwa tanggung jawab orang tua hanyalah sekedar memberikan
nafkah, pakaian, perhiasan, dan kebutuhan materi. Sementara disaat yang sama
mereka atau sengaja melupakan tanggung jawabnya untuk mendidik anak agar
berakhlak mulia dan berprilaku baik. Semua ini telah disediakan oleh ajaran
agama kita, alangkah baiknya jika kita memperhatikan pendidikan anak kita sama
seperti kita membanting tulang memeras keringat dmei penghidupan yang layakbagi
mereka.
Seorang
filosofis Aristoteles mengatakan, “apa tujuan kalian dalam berusaha payah
mencari kekayaan? Sdementara kaliam menyia-nyiakan pendidikan anak kalian,
merekalah yang akan menikmati kekayaan hasil jerih paya kalian.
Hal
terbaik yang kalian persembahkan bagi putra-putri kalian adalah prilaku dan
akhlak yang mulia, yang akan menjaganya dari gelombang godaan dikumudian hari,
menjaganya dari godaa yang tiba dimasa muda kelak, dan menjaganya dari
penyimpangan jiwa. Dalam sebuah hadits disebutkan, “tidak ada pemberian seorang
ayah kepada anaknya yang lebih utama melebihi adab yang baik” (HR. tirmidzi).
Seorang
ayah cerdas todak akan mengingkari bahwa Islam memperhatikan dunia anak, bahkan
perhatian Islam terhadap anak dimulai sejak sebelum amak dilahirkan. Hal ini
dengan menyuruh calon ayah untuk memilih ibu yang baik bagi anaknya, yang kelak
akan endidiknya denan benar, Islam member perhatian pada anak ketika baru saja
lahir, yaitu dengan menganjurkan orang tua mengumandangkan adzan pada telinga
bayi yang baru lahir, supaya Allahu Akbar manjadi kata pertama yang didengar
oleh telinga sang bayi. Abu Rafi’ berkata, “ saya melihat Nabi Muhamad saw.
Mengumandangkan adzan ditelinga hasan bin Ali ketika lahir. (HR. Abu Dawud dan
Nasa’I)
Islam
sangat memperhatikan dunia anak, memerintahkan segenap orang tua untuk member
nama anaknya dengan nama yang baik, Rasulullah bersabda. “nama yang paling
dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrhman. (HR. Muslim dan lainnya)
Nabi
melarang orang tua memberi nama jelek nagi sang anak. Beliau mengubah nama anak
perempuan Umar bin Khattab dan Ashiyah menjadi Jamilah. Lalu Allah mewajibkan
bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik dan menjaganya dari api
neraka, seperti telah diterangkan diatas. Hal paling berbahaya bagi anak adalah
ketika orang tua meninggalkan dan tidak memperhatikan pendidikannya. Sungguh
benar syair yang berbunyi:
Anak
yang ditinggal mati orang tua bukanlah anak yatim
Anak yatim adalah anak yang tidak diperhatikan oleh ibunya,
atau ditinggalkan sang ayah karena ksubukannya.
Hari
ini tanggungjawab orang tua lebih berat dari pada sebelumnya, kehidupan menjad
semakin bertambah rumit, telekomunikasi
dan transfer ilmu pengetahuan semakin maju. Membuat orang tua harus semakin
memperhatikan anaknya agar pikirannya dan perilakunya tidak tercemar, apalagi
kemuajuan pesat yang dicapai oleh tekhnologi satelit yang memungkinkan banyak
saluran televisi diakses oleh siapapun. Antenna parabola telah menjadi ancaman
bagi masyarakat muslim dan budaya timur secara umum. In karena 50% dar siaran
saluran TV barat adalah menyebarkan pikiran materialism dan gaya hidup barat.,
juga hubungan bebas dengan lawan jenis yang sudah menjadi kebiasan mereka.
Anak-anak kita akan terseret mengikuti niali-nilai barat juka kita tidak
membentengi mereka. Apa lagi banya dari anak-anak kita kaum muslimin yang duduk
berjam-jam didepan televisi, sayangnya orag tua tidak memahami bahayanya.
Dunia
barat berupaya keras dengan segala cara untuk menebarkan nilai, adat, dan
perilakunya kepada kita kum muslimin supaya kita melepas permata yang terindah
dalam hidup kita, yaitu Iman kepada Allah, dan nilai spiritual dan perilaku
yang lebih tinggi dari materi dan pragmatism. Dan anak-anak kita sangat mudah
diperngaruhi oleh apa yang mereka saksikan. Ini membuat penulis penyimpulkan
bahwa hari ini anak kita memerlukan perhatian dan pendidikan ang lebih dari
masa sebelumnyal kita lihat kemajuan ilmu pengetahuan yang membahas
perkembangan anak, begitu pula telah lahir cabang baru ilmu psikologi,
diantaranya ilmu psikologi anak dan ilmu sosiologi perkembangan anak. Besarnya
perhatian terhadap pendeidikan anak menjai pertanda kemajuan suatu bangsa.
Ditulis oleh Syamsuri
disarikan dari buku KNOWING YOUR CHILD, Adil
Fathi Abdullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar